Minggu, 29 Mei 2016

MENIKMATI KOPI CITA RASA MADU BONTOLOJONG TURATEA

NIKMATNYA KOPI ARABICA RUMBIA CITA RASA MADU

   Sebelum membaca tulisan ini sampai kalimat terakhir, saya berharap Anda tidak menaruh kesan bahwa kopi itu sangat kompleks, banyak rumus dan aturan, ini dan begitulah. Memang benar, kenikmatan secangkir kopi berasal dari tahapan proses yang panjang. Mulai dari budidayanya, pemetikan, proses pascapanen, sortase, roasting, cupping, seduh (brewing) dan cara meminum—yang akan menjadi topik utama tulisan ini. Ya, minum kopi pun ada caranya tersendiri, biar rasanya nikmat.
Lagi-lagi, ini bukan pendapat saya pribadi, melainkan berdasarkan obrolan seputar kopi dengan beberapa penikmat kopi, bahkan penggelut dunia kopi di Jeneponto.
Lantas, apa saja tahapan yang harus dilakukan untuk meminum kopi agar mendapatkan kenikmatan karakter rasa pada kopi?
Kita simak perlahan-lahan sambil menyeruput kopi…
    Setelah kopi siap diseduh dan disajikan di hadapan Anda, sebaiknya kenali dulu jenis seduhannya, apakah espresso,Arabica Rumbia, cappuccino, latte atau black coffee. Pada prinsipnya sebenarnya sama, hanya sedikit yang membedakan cara menikmatinya.
   Sekarang, anggap saja Anda akan menyeruput espresso. Cara terbaik menikmat espresso ialah dengan tidak mencampurnya dengan gula. Nikmati aromanya dan seruput perlahan, lalu tahan sebentar dalam mulut Anda. Sehingga, lidah dan langit-langit mulut meresap cairan kopi. Pada saat itu, Anda dapat mengenali karakter pada kopi tersebut, biasanya dapat ditemukan karakter rasa (flavour) coklat yang pekat, sedikit asam (acidity), pahit dan manis (sweetness).
“Minum kopi sebaiknya jangan langsung ditelan, tapi tahan dulu di mulut untuk mengenali karakter rasa, tapi hanya beberapa detik saja, setelah itu baru telan.
Selang beberapa detik, silakan telan dan rasakan cairan kopi melewati kerongkongan Anda. Sebaiknya memang, Anda ngopi sambil ditemani cemilan mengandung manis. Misalnya, roti srikaya, singkong/ubi, kue kering mengandung coklat dan sejenisnya, sehingga mampu memberikan keseimbangan rasa pada pengecapan Anda
   Sudah menjadi kebiasaan pula meminum kopi dengan gula. dalam hal ini saya bicara tentang kopi arabika, bukan robusta yang dominan pahit dan minim acidity.
   Orang selalu heran bila melihat saya menyeruput kopi (arabika) tanpa gula. “Masak minum kopi tak pakek gula, pahit kalilah.” Begitu sering komentar yang saya terima.
   Orang pikir saya aneh, tidak takut jantung berdenyut, kena asam lambung atau pobia kopi lainnya. Padahal, saya hanya menikmati kopi apa adanya dan menyadari bahwa kopi memiliki karakter rasa yang kaya—sekali lagi, dalam hal ini, saya bicara tentang kopi Arabika, sebab, saya sendiri belum pernah benar-benar menikmati kopi Robusta tanpa gula atau susu kental manis maupun krimer.
   Tidak banyak memang literatur yang mencatat sejarah orang-orang mulai menambahkan gula ke kopi sebelum diminum. Wikipedia mencatat, sejak pertama kali ditemukan di Ethiopia pada abad ke-13, kopi diminum tanpa gula. Bahkan di negara asal usulnya, ada ritual khusus minum kopi yang identik dengan ritual keagaamaan. Kebiasaan orang mulai menambahkan gula pada kopi dimulai pada tahun 1683 setelah Austria menaklukan Turki pada Pertempuran Vienna.
   Ketika itu seorang staff militer bernama Jerzy Franciszek Kulczycki membuka sebuahcoffeehouse di Vienna, Austria. Sejak itu, orang-orang mulai mencampurkan kopi dengan gula atau susu ke kopi. Di Vienna, ada tradisi minum kopi dengan menambahkan gula dan foam susu. Kopi yang diberi nama Melange ini merupakan ciri khas kopi di Vienna.
    Jika cara sederhana ini sudah Anda lakukan, maka langkah yang tidak kalah penting Anda lakukan ialah, nikmatilah kopi Anda dengan aktivitas. Setidaknya, ajak kawan ngopi dan ngobrol-ngobrol. Atau, lakukan aktivitas kesenangan Anda, melukis, membaca, buka laptop dan menulis. Atau, bersantai di tepi pantai. Kalau Anda kategori pengopi serius, Anda dapat menikmati kopi dengan mengerjakan pekerjaan kantor yang menumpuk. Nikmatilah pekerjaan Anda sebagaimana Anda sebagaimana kopi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar