Sabtu, 28 Mei 2016

PEMANFAATAN JERAMI PADI UNTUK PAKAN TERNAK

Pemanfaatan Limbah-Limbah pertanian Untuk Pakan Ternak 
Pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak merupakan suatu alternative bijaksana dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Mengingat penyediaan rumput dan hijauan pakan lainnya sangat terbatas. Limbah yang berasal dari limbah tanaman pangan seperti jerami, padi, dan lain-lain ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh pola pertanian tanaman pangan di suatu wilayah, jika melimpah secara non-konfensional limbah ini digunakan, namun penggunaan limbah kurang optimal jika tidak dibantu oleh peran bakteri, untuk meningkatkan potensi limbah tersebut yang digunakan sebagai pakan ternak yaitu dengan teknik fermentasi menggunakan berbagai macam bakteri, limbah pertanian yang sebelumnya memiliki kandungan nutrisi yang kurang optimal atau kurang diserap oleh ternak menjadi tinggi nutrisi yang terkandung.

Jerami Padi
Ternak ruminansia seperti sapi ,kerbau, domba dan kambing merupakan ternak herbivora yang memiliki sistim pencernaan yang berbeda dengan ternak non ruminansia (unggas dan babi). Sistem pencernaan ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat tinggi yaitu hijauan dan produk sampingan pertanian.
Jerami padi merupakan salah satu produk sampingan pertanian dan sangat tersedia pada musim panen padi. Namun jerami padi tergolong bahan pakan yang berkualitas rendah karena kandungan serat kasarnya tinggi. Hal ini secara fisik dapat dilihat dari penampilan yang liat dan sukar putus (mengandung lignin tinggi) sehingga dibutuhkan teknologi yang dapat menguraikan ikatan tersebut dan meningkatkan gizi jerami padi.
Fermentasi jerami adalah suatu teknologi yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. Pada jaman dahulu fermentasi jerami mungkin masih dirasa sulit dan tidak praktis karena masih harus mengingat berbagai macam campuran bahan dengan perbandingan tertentu dan itupun tidak selalu tersedia. Tetapi sekarang ada teknologi fermentasi jerami yang praktis murah dan mudah dalam pelaksanaanya yang bisa diterapkan oleh peternak di pedesaan. Cara ini menggunakan satu macam bahan yang bisa langsung ditaburkan pada tumpukan jerami baik jerami kering maupun jerami basah (habis dipanen). Dengan cara ini jerami dapat diubah menjadi pakan ternak yang bergizi, dan berdaya cerna tinggi. Fermentasi jerami ini dapat dilakukan dengan 2 macam cara yaitu secara konvensional dan non konvensional. Konvensional yaitu dengan membiarkan jerami tersebut tanpa menambahkan kultur kedalamnya, sedangkan yang non konvensional yaitu dengan cara menambahkan kultur pada proses fermentasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar