Rabu, 15 Juni 2016

ARTIFICIAL INSEMINATION COW



Inseminasi Buatan pada sapi kode straw BBIB Singosari Simental-Vintage-60855 kk 099
Nama Peternak Daeng Tumang
Lokasi kp. Tantang Bulaeng
Dusun Batu Ciduk
Kelurahan Bontoraya
Kecamatan Batang 
Kabupaten Jeneponto

ARTIFICIAL INSEMINATION/ Inseminasi Buatan Sapi

Hasil Inseminasi Buatan dengan kode BBIB SGS ISO 9001: 2008 
SIMENTAL-VINTAGE-60855 KK 009
LOKASI DESA LEBANG MANAI UTARA
KECAMATAN RUMBIA
KABUPATEN JENEPONTO
Bagi yang berminat Sapinya Unggul seperti ini bisa menghubungi PETUGAS INSEMINATOR
Kontak person:1. 0852 9877 8005 / SAMSUL BAHRI
                         2. 082 337 277 199 / MUHAMMAD JAFAR

Minggu, 12 Juni 2016

Pakan Ternak Alternatif

Oleh: Muhammad Jafar. SST
Limbah Pertanian Jerami Padi sebagai Pakan Ternak Alternatif

Artificial Insemination Goats

Oleh: Muhammad Jafar. SST
Kawin Suntik pada Kambing di Dusun Batu Cidu, Kelurahan Bontoraya
Kec. Batang Kab. Jeneponto

Penyuluhan Kelompok Tani

Oleh: Muhammad Jafar. SST & Samsul Bahri
Penyuluhan Kelompok dimalam hari bersama Petani di Dusun Kappe 
Kec. Rumbia 

Artificial Insemination Cow

Oleh. Muhammad Jafar. SST
PPL & Inseminator Kab. Jeneponto
Inseminasi Buatan/ Kawin Suntik pada sapi
Sapi Bali 
Beberapa Ternak sapi di desa Ci"nong kec. Tamalatea Siap Kaweng

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Indonesia antara lain adalah masih rendahnya produktifitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Indonesia masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi dan keterampilan peternak relatif masih rendah. 

Kondisi Peternakan Tenak Sapi di Desa Ci:nong Kec Tamalatea

MANFAAT DAN KEUNGGULAN TEKNOLOGI 
Teknologi IB telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1953 untuk meningkatkan populasi ternak sapi. Dalam usaha mempercepat peningkatan populasi dan mutu genetik sapi, maka perlu dicari metode lain yang lebih baik dan lebih cepat untuk mendukung tujuan penerapan teknologi IB. merupakan teknologi alternatif yang sedang dikembangkan dalam usaha meningkatkan mutu genetik dan populasi ternak sapi di Indonesia. Adapun manfaat teknologi IB
  1. Meningkatkan mutu genetik ternak. 
  2. Mempercepat peningkatan populasi ternak. 
  3. Berpotensi mencegah berjangkitnya penyakit hewan menular yang ditularkan lewat saluran kelamin. 
  4. Mempercepat pengenalan material genetik baru lewat ekspor embrio beku. 

Pemeriksaan Kebuntinga pada Ternak Sapi Lokasi Ci;nong Tamalatea

Oleh 
Muhammad Jafar, S.ST
Penyuluh Pertanian & Inseminator
Kab. Jeneponto




Kamis, 09 Juni 2016

Foto Anak Sapi hasil Kawin Suntik/ ARTIFICIAL INSEMINATION

 
Anak sapi simental hasil kawin suntik di jeneponto 
foto bersama Kasi Produksi Muh. Saleh. S.Pt

Manfaat Inseminasi Buatan

1. Efisiensi waktu, dimana untuk mengawinkan            sapi peternak   tidak perlu lagi mencari sapi pejantan (bull),   mereka cukup menghubungi inseminator di daerah    mereka dan menentukan jenis bibit (semen) yang             mereka inginkan.2. Efisiensi biaya, dengan adanya inseminasi     buatan             peternak tidak             perlu lagi memelihara pejantan           sapi, sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan            untuk indukan saja.3. Memperbaiki kualitas sapi, dengan adanya inseminasi           buatan sapi lokal sekalipun dapat menghasilkan anak     sapi unggul seperti Simmental, limousine dan            charolise. 
Anak kambing Peranakan Etawa hasil Kawin Suntik di Jeneponto


Anak sapi simental hasil kawin suntik di Jeneponto

Anak Sapi Simental hasil Kawin Suntik di Jeneponto

Jumat, 03 Juni 2016

Sapi "METAL" hasil Inseminasi Buatan

Sapi Simental
Foto diambil 6 jam setelah melahirkan di Dusun Belong Desa Rumbia kec. Rumbia Jeneponto


 Sapi Brahman
Foto diambil 65 hari setelah melahirkan lokasi dusun Bungung Barana Desa Bontomatene Kecamatan Turatea Jeneponto

Inseminator Kab. Jeneponto
Kiri Samsul Bahri Kanan Muh. Jafar. SST

Anak sapi Simental Hasil Inseminasi Buatan(IB) di Kabupaten Jeneponto
bagi bapak/ibu serta saudara-saudara yang berminat usaha Peternakannya lebih menguntungkan dari sebelumnya kami siapa membantu, hubungi Inseminator Kab. Jeneponto 
1. Samsul Bahri. Hp.085298778005
2. Muh. Jafar . Hp 082 337 277 199
Email. muhjafar015@gmail.com 

Kamis, 02 Juni 2016

KURSUS MENJAHIT DI BALAI LATIHAN KERJA KAB. JENEPONTO T/A. 2016-2017

Peserta Kursus menjahit di Balai Latihan Kerja
 Kab. Jeneponto
Alhamdulillah Ilmu tentang menjahit semakin bertambah, dgn harapan setelah  pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Jeneponto ini mereka mampu menerapkan Ilmunya dan bisa Berwirausaha baik perorangan maupun berkelompok


Anak Sapi Limosin Hasil Inseminasi Buatan di Desa lebang Manai Utara Kec, Rumbia Kab. Jeneponto

Hasil Inseminasi Buatan
di Desa lebang Manai Utara Kec.Rumbia Kab.Jeneponto

(IB)  atau disebut juga dengan kawin suntik merupakan suatu trobosan yang boleh dikatakan baru dalam membantu peternak untuk meningkatkan hasil produksi. Sekarang IB diIndonesia boleh dikatakan sudah mulai memasyarkat, khususnya pada sapi. Karena sudah banyak masyarakat yang tahu dan melakukan IB pada ternak mereka.

IB dapat kita artikan sebagai suatu proses pemasukan sperma dengan beberpa perlakuan pada sperma sebelumnya kedalam vagina hewan yang sedang birahi. Pada abad ke 14 seorang pangeran dari negri arab dalam peperangan mengambil semen pada kuda musuh yang baru saja dikawinkan dengan menggunakan tampon kapas, kemudian tampon kapas tersebut dimasukkannya kedalam saluran reproduksi kudanya yang sedang birahi. Hasilnya kuda betina tersebut bunting, inilah sekilas kisah awal tentang IB.

Pengukuran Anak Sapi Hasil Inseminasi Buatan Oleh Samsul Bahri


Rabu, 01 Juni 2016

Kuda Jeneponto

Penanganan Luka Pada ternak Kuda
di Desa Pa'rasangang Beru, Kec. Turatea
Kab. Jeneponto
Beternak kuda seperti laiknya beternak sapi atau kambing maupun ayam, setiap saat penyakit bisa menjadi ancaman yang membahayakan bahkan mematikan. Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai adalah perut kembung, mencret, flu atau pilek, bahkan luka-luka sekalipun.

1. Perut kembung.
Gejalanya, jika kuda mengalami perut kembung, maka ia suka berguling-guling di tanah seperti perut melilit. Hal ini disebabkan oleh pemberian pakan berupa hijauan yang masih segar, karena hijauan segar masih banyak kandungan gas sebagai pemicu perut kembung. Atau bisa juga disebabkan oleh penyebab lain, seperti memandikan ternak sehabis pulang kerja. Hal ini akan mengakibatkan kuda mengalami masuk angin.

Penanganan, Di antaranya mengajak kuda jalan- jalan, kemudian lama kelamaan diajak lari lari sampai kuda terkencing-kencing atau mengeluarkan kotoran. Minumannya berupa parutan buah papaya yang dicampur garam dan minyak goreng secukupnya. Cara lain bisa juga memberikan soda yang ditambah dengan garam.

2. Flu atau pilek.
Gejala yang timbul akibat penyakit ini adalah hidung berlendir, sehingga nafas tidak teratur. Penanganan, ajaklah kuda jalan-jalan, kemudian lama kelamaan diajak berlari lari. Memandikan kuda hanya sebatas kepala dan kakinya saja, dan memberikan pakan dalam kondisi kering.

3. Mencret.
Gejala yang timbul akibat penyakit ini adalah mencret atau diare yang berlebihan, sehingga menyebabkan ternak menjadi lemas, tidak nafsu makan. Jika ternak kuda menderita mencret, hal yang sama juga harus dilakukan, yaitu mengajak kuda jalan-jalan, hingga berlari-lari sampai kuda terkencing-kencing atau mengeluarkan kotoran.

Penyuluhan Pertanian Bidang Peternakan Bekerjasama BKP3 Kab. Jeneponto


Kelompok Tani Ternak
di belokallong kelurahan balang 
kecamatan binamu Jeneponto
Oleh  Bidang Peternakan Kab. Jeneponto
Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya.[1] Menurut U.Samsudin S penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha pendidikan yang bersifat di luar bangku sekolah (non formal) untuk para petani dan keluarganya di pedesaan.[1] Menurut A.T. Mosher dalam penyuluhan terkandung arti aktivitas pendidikan di luar bangku sekolah (non formal).[1]

Sejarah penyuluhan pertanian[sunting | sunting sumber]

Berawal pada tahun 1867-1868James Stuart dari Trinity College untuk pertama kalinya memberikan ceramah atau pengarahan kepada para wanita dan pekerja pria di Inggris Utara, sejak itu Stuart dianggap sebagai bapak penyuluhan.[1] Kemudian pada tahun 1871 Stuart mengusulkan pada Universitas Cambridge agar penyuluhan masuk kedalam mata kuliah, secara resmi pada tahun 1873 Universitas Cambridge menerapkan sistem penyuluhan, yang diikuti oleh Universitas London dan Universitas Oxford.[1] Menjelang tahun 1880 kegiatan yang mulanya dilakukan diarea kampus telah melebar keluar kampus. Sejak abad ke 20 istilah penyuluhan pertanian mulai digunakan di Amerika Serikat.[2]

Fungsi penyuluhan pertanian[sunting | sunting sumber]

Ada empat fungsi penyuluhan pertanian yaitu:
  1. Pembuka jalan bagi petani untuk mendapatkan kebutuhanya dibidang pertanian khususnya ilmu pengetahuan.[1]
  2. Penyuluhan pertanian merupakan jembatan antara praktik atau kegiatan yang dijalankan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dan senantiasa dibutuhkan oleh petani.[1]
  3. Penyampai, pengusahaan dan penyesuaian program nasional dan regional agar dapat dilaksanakan oleh petani dalam rangka mensukseskan program pembangunan nasional.[1]
  4. Kegiatan pendidikan non formal yang dilakukan secara terus-menerus untuk mengikuti perkembangan teknologi yang dinamis dan masalah-masalah pertanian yang berkembang.[1]

Tujuan penyuluhan pertanian[sunting | sunting sumber]

Tujuan Penyuluhan Pertanian mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.[1] Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan perubahan-perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap kegiatan usaha tani yang dilakukan.[1] Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin.[1] Tujuan pemerintah terhadap penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan produksi pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan rakyat desa, mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.[2]

Unsur-unsur penyuluhan pertanian[sunting | sunting sumber]

Unsur-Unsur Penyuluhan pertanian meliputi
  1. Penyuluh pertanian, penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilaku nya terhadap perkembangan teknologi.[1]
  2. Sasaran penyuluhan pertanian, sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan.[1]
  3. Metode penyuluhan pertanian, metode penyuluhan adalah cara-cara yang digunakan pada saat dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap, dan perilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri (self help).[1]
  4. Media Penyuluhan pertanian, media penyuluhan adalah salurann yang menghubungkan penyuluh dengan materi penyuluhannya dengan petani yang sedang mengikuti penyuluhan.[1]
  5. Materi Penyuluhan Pertanian, materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang disamapaikan pada saat dilakukan penyuluhan.[1]
  6. Waktu Penyuluhan Pertanian, waktu penyuluhan merupakan waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani.[1]
  7. Tempat Penyuluhan Pertanian. Tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh petani untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan.[1]

Falsafah penyuluhan pertanian[sunting | sunting sumber]

Falsafah penyuluhan pertanian tidak dapat dipisahkan dengan falsafah pendidikan pada umumnya, karena penyuluhan pertanian merupakan kegiatan pendidikan non formaluntuk petani dan keluarganya.[1] Falsafah pendidikan mencakup ''idealisme''''pragmatisme'' , dan ''realisme'' begitu juga dengan penyuluhan pertanian.[1] Penyuluhan pertanian dilakaukan untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada petani dengan tujuan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan petani serta membentuk masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi cita-cita pembangunan nasional penyuluhan pertanian telah membentuk sebuah idealisme.[1] Dalam mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian petani belajar sambil berbuat (learning by doing) atau melaksanakan materi penyuluhan, dengan demikian mencerminkan aliran pragmatisme dalam diri petani.[1] Pada saat materi penyuluhan disampaikan banyak petani yang kurang percaya, akan tetapi setelah melihat hasilnya yang kenyataanya memberikan keuntungan petani akan sadar dan percaya kemudian mencobanya, hal ini mencerminkan realisme.[1]

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian[sunting | sunting sumber]

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian adalah:
  1. Apa yang harus dilakukan, apa yang akan kita lakukan pada kegiatan penyuluhan terhadap petani misalnya, menyebarkan informasi pertanian yang bermanfaat.[3]
  2. Di mana penyuluhan pertanian dilakukan, kegiatan penyuluhan semestinya dilakukan ditempat keluarga tani itu berada,misalnya tempat penjualan saprodi, rumah PPL,masjidgreja, balai desa, tempat perkumpulan keluarga tani (PKKkelompok tani, dll).[4]
  3. Bilamana kegiatan penyuluhan dilakukan, waktu yang dipilih untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan harus sesuai dengan keperluan dan kondisi sasaran.[5]
  4. Oleh siapa kegiatan penyuluhan dilakukan, penyuluhan dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian yang prefesional baik PNS, swadaya, atau sukarelawan.[5]
  5. Bagaimana kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan, agar kegiatan penyuluhan memperoleh hasil yang maksimal maka harus memenuhi syarat sesuai keadaan sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat mengenai sasaran dan waktunya, amanat harus diterima dan dimengerti, murah pembiayaan.[6]


jafar: PEMBERIAN PAKAN TERNAK SAPI POTONG

jafar: PEMBERIAN PAKAN TERNAK SAPI POTONG: LOKASI DUSUN BUNGUNG BARANA DESA BONTOMATENA KECAMATAN TURATEA KABUPATEN JENEPONTO Problem kuantitas pakan terjadi karena beberapa hal,...

PEMBERIAN PAKAN TERNAK SAPI POTONG

LOKASI DUSUN BUNGUNG BARANA
DESA BONTOMATENA
KECAMATAN TURATEA
KABUPATEN JENEPONTO
Problem kuantitas pakan terjadi karena beberapa hal, yaitu kurang imbangnya laju pertambahan jumlah ternak dengan laju pertambahan pakan, kurang intensifnya pertambahan lahan untuk penanaman tanaman pakan ruminansia, tidak ada kebijakan khusus dari pemerintah untuk meningkatkan kuantitas pakan, ketersediaan pakan yang kurang dan lain-lain yang menyebabkan Indonesia masih menggantungkan diri pada import  pakan.
Harga pakan cenderung selalu berubah setiap saat tergantung situasi dan kondisi politik, alam dan pasar. Masalah yang terjadi adalah kurangnya kuantitas dan kualitas pakan, harga yang cenderung tidak stabil dan tingkat ketersediaan yang secara simultan terus berkurang. Semuanya saling kait mengkait sehingga apabila problem ada di salah satu bagian, hal itu berarti juga menjadi problem bagian lain pula. Kondisi kualitas pakan di Indonesia masih memprihatinkan karena umumnya pakan kurang berkualitas, belum ada standarisasi kualitas pakan dan masih beragamnya kualitas masing-masing bahan pakan.
Kualitas dan kuantitas pakan adalah salah satu faktor sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha peternakan. Pada usaha ternak ruminansia hampir 70 persen komponen biaya produksi berasal dari pakan. Untuk itu perhatian terhadap standar asupan nutrisi ini berperan penting untuk mencukupi kebutuhan pokok (maintenance), perkembangan tubuh dan untuk kebutuhan reproduksi dari ternak. Implikasi dari kondisi asupan nutrisi ternak yang kurang, tak jarang dijumpai ternak dengan pertambahan berat hidup (ADG/  average daily gain) yang masih sangat jauh dari hasil yang diharapkan baik di tingkat peternakan rakyat  skala kecil maupun skala  industri.
Pengertian Pakan  dan Ransum
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Menurut Hartanto, (2008),  pakan merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya produksi adalah untuk pakan. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
Rasjid (2012), menyatakan bahwa pakan dapat digolongkan ke dalam sumber protein, sumber energi dan sumber sumber serat kasar. Hijauan pakan ternak  merupakan sumber serat kasar yang utama yang berasal dari tanaman yang berwarna hijau. Agar pakan tersebut dapat bermanfaat bagi ternak untuk menghasilkan suatu produk, pakan harus diketahui kandungan zat–zat yang terkandung didalamnya seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.        Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. Retnani et al. (2010), menyatakan bahwa pakan merupakan faktor penentu produktivitas ternak, sehingga ketersediaan pakan yang berkualitas baik merupakan persyaratan untuk pengembangan ternak di suatu wilayah.
Pemberian pakan berupa hijauan saja tidak mampu meningkatkan atau memaksimalkan produksi ternak. Selain karena sifat hijauan yang voluminous (bulky) juga ketersediaannya yang berfluktuasi  sehingga perlu adanya teknologi pengolahan pakan yang membuat pakan lebih tahan lama dan mudah disimpan serta memiliki palatabilitas tinggi. Lebih lanjut Tangendjaja (2009), menyatakan bahwa teknologi pakan mencakup semua teknologi mulai dari penyediaan bahan pakan sampai ransum diberikan kepada ternak.
Sistem Pemberian Pakan
Dalam memilih bahan pakan, beberapa pengetahuan penting berikut ini harus diketahui sebelumnya yaitu :
  1. Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah  sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan kesulitan  mencarinya;
  2. Bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dalam jumlah yang mencukupi keperluan;
  3. Bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat mungkin  mempunyai fluktuasi harga yang tidak besar;
  4. Bahan pakan diusahakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia yang sangat utama. Seandainya harus menggunakan bahan pakan tersebut maka usahakanlah agar digunakan satu macam saja;
  5. Bahan pakan harus dapat diganti dengan bahan pakan lain yang kandungan  zat-zat makanannya hampir setara;
  6. Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak menampakkan perbedaan warna, bau atau rasa dari keadaan normalnya.
BPMPT (2011), melaporkan pakan ruminansia terdiri dari hijauan sebagai sumber serat. Hijauan merupakan bahan pakan pokok ternak ruminansia yang pada umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman biji-bijian atau jenis kacang-kacangan. Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua  : 
  1. Sistem Penggembalaan (Pasture Fattening), adalah sistem penggembalaan  dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat  cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari untuk mengembalakan ternak.
  2. Sistem kereman  (dry lot fattening) adalah sistem yang menggembalakan ternak di dalam kandang,  Ternak tidak dilepas, pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/ disuguhkan.  Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapur. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu.
  1. Sistem kombinasi cara pertama dan kedua adalah sistem ternak tersebut digembalakan dan dikandangkan. Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman.  Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (leguminosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.
Pemberian jumlah pakan berdasarkan periode sapi seperti anak sapi sampai sapi dara, periode bunting, periode kering dan laktasi. Pada anak sapi pemberian konsentrat lebih tinggi daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya.